Sabtu, 27 Februari 2016

BERITA PEMBUNUHAN



DARI MANA PEMBUNUH MIRNA DAPATKAN SIANIDA

02 Feb 2016 at 23:39 WIB

Racun sianida yang digunakan untuk membunuh Mirna mulai banyak digunakan sejak perang dunia ke-2 oleh tentara Nazi.

Racun sianida yang digunakan untuk membunuh Mirna mulai banyak digunakan sejak perang dunia ke-2 oleh tentara Nazi.
Liputan6.com, Jakarta - Polisi telah menetapkan Jessica Kumala Wongso sebagai tersangka pada kasus dugaan pembunuhan berencana yang menyebabkan tewasnya Wayan Mirna Salihin setelah meminum kopi di Olivier Cafe, West Mall, Grand Indonesia Shopping Town, Jakarta Pusat, Rabu 6 Januari 2016. Jessica yang saat ini menghuni ruang tahanan Mapolda Metro Jaya diduga sebagai penabur bubuk sianida pada minuman yang dikonsumsi Mirna sebelum meninggal.
Menurut Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Musyafak, jenis racun yang diduga ditaburkan Jessica ke minuman Mirna ini merupakan zat yang tidak dijual secara bebas, meski mudah ditemukan di toko-toko penjual bahan kimia.
"Kemungkinan hidrogen sianida (zat yang ada di kopi Mirna). Bisa (didapat) dari toko kimia, kemudian tempat jualan senyawa kimia juga ada. Saya kira tidak dijual secara bebas," ujar Musyafak di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (2/2/2016).
Ia menjelaskan, biasanya pembeli sianida ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan. Sebab, kemampuannya untuk mengikat logam sering dimanfaatkan oleh para penambang emas tradisional untuk menggantikan merkuri.
Namun, untuk mendapatkan sianida, konsumen harus dapat menjelaskan peruntukan racun yang dapat dikenali dari baunya yang khas, yakni bau almond.
"Itu pun memang ada gunanya juga seperti perusahaan pertambangan menggunakan itu," terang Musyafak.
 Lantas, bagaimana cara pelaku mendapatkan racun hingga ditabur di es kopi Vietnam yang membunuh Mirna?
Musyafak enggan berspekulasi. Karena selain hal ini sudah masuk materi penyidikan, polisi juga saat ini sedang mencari bukti cara pelaku mendapatkan sianida.
"Saya tidak bisa menjawab itu (cara mendapatkan sianida). Apa pun barangkali dengan strategi bisa didapatkan," tutup dia.
Pada perkara ini, Jessica telah ditetapkan sebagai tersangka dan sudah menjadi tahanan. Ia dijerat dengan Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana dengan ancaman hukuman penjara minimal 5 tahun dan maksimal seumur hidup atau mati.
Kasus yang awalnya ditangani Polsek Metro Tanah Abang ini akhirnya diambil alih Polda Metro Jaya karena dianggap kasus besar. Nuansa unsur pembunuhan berencana sangat kental dalam kasus ini dan modus meracuni dengan sianida jarang terjadi.
Karena itu aparat kepolisian mengerahkan berbagai metode penyidikan untuk membuat benderang siapa penaruh sianida di es kopi Vietnam Mirna.

Sumber :


RUMAH JESSICA TERSANGKA PEMBUNUH MIRNA KEMBALI DIGELEDAH
03 Feb 2016 at 11:49 WIB
Belasan penyidik Polda Metro Jaya dan tim Puslabfor Polri tiba di rumah Jessica sekitar pukul 11.00 WIB.
Belasan penyidik Polda Metro Jaya dan tim Puslabfor Polri tiba di rumah Jessica sekitar pukul 11.00 WIB.
Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Dirkrimum Polda Metro Jaya kembali mendatangi rumah tersangka pembunuhan berencana terhadap Wayan Mirna Salihin, yakni Jessica Kumala Wongso di kompleks Sunter Icon, Jalan Selat Bangka Blok J Nomor 1, Sunter, Jakarta Utara.

Belasan penyidik Polda Metro Jaya dan tim Puslabfor Polri tiba di rumah Jessica sekitar pukul 11.00 WIB. Penggeledahan ini dipimpin langsung oleh Kanit IV Jatanras Polda Metro Kompol Tahan Marpaung. 
Kompol Tahan menuturkan, saat ini penyidik tengah melakukan identifikasi demi melengkapi alat bukti yang sudah ada.
"Tambahan saja. Tunggu di luar ya, jangan ada yang masuk," kata Kompol Tahan di lokasi, Jakarta Utara, Rabu (3/2/2016).
Sementara itu ayah Wayan Mirna, Edi Darmawan Salihin, mengatakan sampai saat ini keluarga juga penasaran apa yang sebenarnya menjadi motif atau latar belakang dari terduga pelaku Jessicameracuni putrinya.
Meski begitu, dia sangat yakin penyidik bekerja profesional dan pasti didukung alat bukti yang kuat sebelum akhirnya menetapkan Jessica sebagai tersangka.
"Penetapan Jessica jadi tersangka kan dari polisi. Kita korban, saya hanya bapak dari Mirna yang sudah meninggal. Saya sudah shock, sudah capek. Saya lihat secara logika, anak saya minum racun sianida di kopi yang dipesan Jessica. Itu kan fakta yang ada, sekarang sudah tersangka bahkan," kata Darmawan di rumahnya di Sunter, Jakarta Utara, pada Senin 1 Februari 2016.

Dia juga menegaskan, keluarga tidak menaruh curiga terhadap Hanny. Lantaran Hanny datang bersama Mirna saat minum kopi bareng di Cafe Oliver kala itu. 

Hanny juga lebih dikenal oleh keluarga Mirna daripada 
Jessica. Dia pun mengaku baru mengenal dan melihat Jessica saat di RS Abdi Waluyo.

"Yakinlah pelaku hanya tunggal, tapi dibikin ruwet saja ini. Hanny itu datang sama Mirna, kita mau tuduh apa? Hanny pernah main ke sini (ke rumah Mirna). Saya baru lihat Jessica di TKP Abdi Waluyo, di situ pertama saya lihat," tutur Edi.


Sumber :

BEGINI KONDISI SEL TAHANAN JESSICA TERSANGKA PEMBUNUH MIRNA

02 Feb 2016 at 19:30 WIB
Jessica Kumala Wongso (tengah) saat di gelandang petugas Polda Metro Jaya ke ruang tahanan, Sabtu (30/1). Jessica telah digelandang ke ruang tahanan Direkotrat Perawatan Tahanan dan Barang Bukti Polda Metro. (Liputan6.com/JohanTallo)
Jessica Kumala Wongso (tengah) saat di gelandang petugas Polda Metro Jaya ke ruang tahanan, Sabtu (30/1). Jessica telah digelandang ke ruang tahanan Direkotrat Perawatan Tahanan dan Barang Bukti Polda Metro. (Liputan6.com/JohanTallo)
Liputan6.com, Jakarta - Hawa pengap terasa menyeruak di ruangan 2x3 meter. Sirkulasi udaranya sangat minim, karena tebal dan berlapisnya jeruji besi.
Ruangan itu tepat berada di sisi kiri paling belakang rumah tahanan Polda Metro Jaya. Di dalamnya dihuni Jessica Kumala Wongso, tersangka pembunuh Wayan Mirna Salihin yang tewas usai minum kopi bertabur sianida.

"Enggak ada udara keluar, AC mati. (Posisi sel) dari pintu masuk (rumah tahanan) belok kiri, di paling belakang sebelah kiri. Ruangannya pengap," ungkap pengacara Jessica, Andi Joesoef, Selasa (2/2/2016).

Terpisah, Direktur Tahanan dan Penitipan Barang Bukti (Tahti) Polda Metro Jaya AKB Barnabas menyatakan, sel tahanan 
Jessica tidak diperlakukan khusus, hanya penempatannya yang dipisah.
"Untuk sekarang memang terpisah. Alasannya, karena memang dia ingin sendiri. Agar bisa konsentrasi terhadap perkaranya dia," ujar Barnabas.
Penempatan terpisah ini untuk menjaga kondisi kejiwaan Jessica. Lingkungan di dalam tahanan jauh berbeda dengan keseharian Jessica sebelumnya.
"Kita menjaga dia agar tidak di-bully. Kemungkinan di-bully kan ada (sama tahanan lain). Bukan di-bully dengan fisik ya, tapi dengan kata-kata. Agar tidak mengganggu psikologis dia," beber Barnabas.
"Dia di ruangan sendiri kan malah enak, kamar mandi sendiri, tempat tidur sendiri. Kalau mau jenguk, memang ada jadwal. Tapi kalau sekarang tergantung penyidik, kalau izin ya kita kasih. Kalau untuk orangtua, pengacara dan keluarga kita izinkan," lanjut dia.
Jessica menjadi tersangka atas meninggalnya Wayan Mirna Salihin. Mirna meninggal setelah menyeruput es kopi Vietnam di Kafe Olivier di West Mall, Grand Indonesia, Jakarta Pusat. Dia kejang-kejang dan meregang nyawa akibat kopi yang diduga mengandung racun sianida pada 6 Januari 2016.
Polisi lalu menetapkan Jessica sebagai tersangka dan menahannya. Dia diancam dengan hukuman mati. Pengacaranya tengah merancang strategi, sementara penyidik memperkuat barang bukti.


Sumber :


KEPERGOK CURI MOTOR, PONAKAN BUNUH BIBI DENGAN 32 TUSUKAN

1 Februari 2016  −  15:02 WIB
Kepergok Curi Motor Ponakan Bunuh Bibi dengan 32 Tusukan
KARAWANG - Peristiwa pembunuhan keji  kembali terjadi di Karawang. Kali ini menimpa Mariah (63) yang dibunuh keponakan sendiri, Candra alias Okem, di rumahnya di Kampung Krajan 1 RT 6/02 Desa Lemahabang, Kecamatan Lemahabang.
Korban mengalami luka sebanyak 32 tusukan dan meregang nyawa saat dilarikan ke rumah sakit. Usai membunuh pelaku langsung melarikan diri dan masih diburu polisi.
Peristiwa pembunuhan itu terjadi ketika pelaku berniat mencuri motor di rumah bibinya Senin (1/2/2016) pukul 03.00. 
Pelaku masuk kerumah korban melalui jendela ruang tamu. Pelaku berhasil masuk ke ruang tamu dan langsung menuju ke motor Vario CBS yang diparkir di ruang tamu. 
Namun belum sempat pelaku mendapatkan kunci, tiba-tiba korban keluar dari kamar. Melihat pelaku sedang berusaha mencari kunci korban langsung mengatakan "Kalau mau motor ambil saja kuncinya ada diatas kulkas" kata korban. 
Namun mendengar omongan korban pelaku malah mengambil pisau dalam kantong celana dan langsung menyerang dan menusuk korban berkali-kali.
Mendapat tusukan berkali-kali dari pelaku korban berteriak sehingga ponakan korban, Sasa (15) yang sedang tidur dikamar terbangun dan keluar menuju ruang tamu. 
Melihat korban bersimbah darah, Sasa langsung berteriak. Namun pelaku langsung mengejar dan mencoba menusuk Sasa  yang lari masuk ke kamar. 
Pelaku menggedor pintu kamar dan mengancam Sasa agar tidak menceritakan peristiwa pembunuhan ini. Pelaku sempat merusak pintu yang sudah dikunci oleh Sasa, namun untungnya pintu masih kokoh hingga pelaku langsung melarikan diri.
Meski dalam kondisi sekarat, korban masih sempat mengambil handphone dan menelpon anaknya, Rini. Kepada anaknya korban mengatakan "Mamah sudah tidak kuat" setelah itu korban langsung tak sadarkan diri. 
Rini yang mendapat telepon dari ibunya langsung berlari ke rumahnya ibunya dan mendapati ibunya sudah terkapar bersimbah darah. 
Korban langsung dibawa anaknya ke RS Dewi Sri. Namun luka yang dialami korban cukup parah sehingga harus di rujuk ke RSUD, namun diperjalanan korban meninggal.
Sementara itu Kasat Reskrim Polres Karawang AKP Doni Satria Wicaksono membenarkan peristiwa pembunuhan tersebut.  
Menurutnya  pelaku sudah diketahui identitasnya dan saat ini masih dalam pengejaran pihak kepolisian.
"Informasi yang kita peroleh pelaku ini merupakan keponakan dari korban. Kita sudah membentuk tim untuk memburu pelaku yang saat ini masih buron setelah melakukan pembunuhan," kata  Doni.
Menurut Doni pihaknya belum bisa memastikan motif pelaku apakah betul karena alasan ingin mencuri motor atau ada dendam lain. 
"Kita akan pastikan motif pelaku membunuh korbannya setelah kita tangkap pelakunya," pungkasnya.

Sumber :
INGKAR JANJI, YAP SUN KOK TEWAS DIPARANG

1 Februari 2016  −  15:52 WIB
Ingkar Janji Yap Sun Kok Tewas Diparang
PINANG - Kasus pembunuhan yang menimpa Yap Sun Kok (62) akhirnya terungkap. Pelaku pembunuhan diketahui mantan Ketua Rukun Warga (RW) tempat korban tinggal yang bernama Japarudin (50). 
Saat melakukan aksinya, Japarudin tidak sendiri. Dia dibantu seorang rekannya yang kini buron dan dalam pengejaran petugas. Kini, Japarudin telah mendekam di ruang penjara Mapolres Tanjungpinang.
"Motif pelaku melakukan aksi pembunuhan terhadap korban berawal dari kasus tanah," kata Kapolda Kepri Brigjen Pol Sambudi Gusdian, kepada wartawan, Senin (1/2/2016).
Menurut pengakuan pelaku, korban menjanjikan akan mendapatkan tanah seluas 6.000 meter di pinggir jalan dari tanah milik korban yang telah diurus surat-suratnya oleh pelaku saat dia menjabat sebagai ketua RW. 
Namun, korban ingkar janji karena tanah yang dijanjikan bukan di pinggir jalan melainkan berada diarea dalam. Pelaku kemudian mengajak rekannya untuk menghabisi nyawa korban dengan mengiming-imingi uang sejumlah Rp10 juta.
"Saat itulah, pada malam hari, kedua pelaku mendatangi rumah korban. Usai mengetuk pintu, saat korban keluar rumah, mantan RW itu langsung membunuh korban dengan parang. Usai membunuh, pelaku dan rekannya membuang mayat korban," terang Sambudi.
Mayat korban dibuang di bawah Jembatan II Bintan. Jenazah korban ditemukan nelayan. Saat itu, pelaku sempat berkata kepada petugas, bahwa dia akan membantu polisi mencari pelaku pembunuhan.
"Pelaku ini sempat menyampaikan akan membantu pihak kepolisian, karena dia merupakan mantan RW yang belum lama diganti. Namun berdasarkan sidik jari dari oleh TKP, ciri-cirinya pelaku sama dengan mantan RW tersebut," ungkap Sambudi.
Berdasarkan alat bukti dan fakta penyelidikan yang dilakukan petugas, perbuatan pelaku merupakan tindak pidana pembunuhan yang sudah direncanakan sejak jauh hari sebelum melakukan eksekusi.
"Berdasarkan alat bukti, parang itu bukan pisau dapur. Namun parang yang sengaja dibeli. Mereka juga sudah siapkan tikar plastik, dan mobil rental. Maka unsur pembunuhan berencana terpenuhi," terangnya. 
"Selain ingkar janji, dia juga menghina saya. Bahkan bilang 'puk*mak' yang ucapannya membawa-bawa ibu saya. Padahal saya sudah bantu urus surat-surat tanahnya," ujarnya.
Akhirnya, bersama rekannya berinisial M, dia mendatangi rumah korban dan mengjabisinya. Dia juga mengungkapkan usai melakukan pembunuhan, dia dan rekannya sempat kebingungan beberapa lama untuk membuang mayat korban. 
Mobil Avanza yang direntalnya sempat membawa mayat korban berkeliling-keliling beberapa jam untuk membuang mayat korban.
"Kami melakukannya hanya berdua. Sekitar jam 19.30 WIB malam. Kami sempat membawanya ke daerah Kawal, namun ramai. Akhirnya kembali ke jembatan dua di Sei Ladi dan membuangnya pada pukul 24.00 WIB," pungkasnya.

Sumber :

DIDUGA KORBAN PEMBUNUHAN, MAYAT WANITA INI DITEMUKAN MEMBUSUK

25 Januari 2016  −  18:30 WIB
Diduga Korban Pembunuhan Mayat Wanita Ini Ditemukan Membusuk
PADANG - Sesosok mayat wanita diduga korban pembunuhan yang berusia 35 tahun ditemukan membusuk di jurang Panorama, Kilometer 21, Kecamatan Lubuk Kalangan, Kota Padang, Sumatera Barat. Mayat yang sudah membusuk itu saat ditemukan masih mengenakan baju kaos  dan celana jeans. 

"Kita mendapat laporan dari masyarakat tadi pukul 13.30 WIB, bahwa ada mayat wanita sudah membusuk di Panorama," kata Kapolsek Lubuk Kilangan, Kompol Aswarman pada , Senin (25/1/2016).

Kemudian Polsek dan tim dokter forensik ke lokasi dan memeriksa mayat tersebut. Menurut Aswarman kondisi mayat tersebut sudah membusuk, tubuhnya sudah hancur. 

"Mayat perempuan itu memakai baju kaos warna merah dan celana jeans warna biru, kepala dan tubuh sudah terpisah," ujarnya.

Di lokasi tersebut polisi tidak menemukan identitas korban seperti dompet yang berisi KTP atau tanda pengenal lainnya. 

"Dari analisa dokter forensik mayat perempuan tersebut diduga sudah berada dilokasi 15 hari, selain itu kita menduga mayat perempuan itu adalah korban penganiayaan," katanya.

Untuk mengetahui kepastian penyebab tewasnya perempuan tersebut, Polsek Lubuk Kilangan menyerahkan jenasah tersebut ke Rumah Sakit Bhayangkara. 

"Bagi keluarga yang hilang anggotanya segera melapor ke rumah sakit dan kepolisian," pungkasnya.


Sumber :









HAMIL USAI PISAH RANJANG, RUSNA BUNUH BAYI YANG DILAHIRKAN

22 Januari 2016  −  17:11 WIB
Hamil Usai Pisah Ranjang Rusna Bunuh Bayi yang Dilahirkan
POLMAN - Sesosok Janin atau bayi baru lahir ditemukan warga dalam sebuah kantong plastik di Desa Daala Timur, Kecamatan Bulo, Kabupaten Polewali Mandar (Polman).
Informasi yang dihimpun, bayi tersebut sengaja dibunuh oleh ibunya bernama Rusna untuk menutupi statusnya. Namun, ulah Rusna tercium warga.
Kasat Reskrim Polres Polman AKP Jeifson Sitorus mengatakkan, peristiwa itu terjadi, Kamis 21 Januari 2016 malam. Warga menemukan mayat dalam kantong plastik yang sudah terkubur.
Setelah ditemukan, sejumlah warga langsung curiga terhadap Rusna yang diduga hamil dan pisah ranjang dengan suaminya.
Berawal dari itulah,  mayat langsung diserahkan ke rumah kepala dusun hingga akhirnya ketahui oleh pihak kepolisian.
Pihaknya pun langsung mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP. Dari hasil penyelidikan sementara, ditemukan informasi bahwa ada wanita yang baru melahirkan.
Dimana anak itu tidak dikehendaki lahir sehingga menjadi penyebab sang ibu rela menghilangkan nyawa anaknya sendiri.
Meski demikian, pihaknya masih terus mendalami siapa saja yang terlibat dalam kasus tersebut.
Polisi kini mengamankan empat orang yakni, kedua orang tua yang membunuh anaknya, ibu anak yang dibunuh dan satu lelaki yang diduga ayah dari bayi tersebut.
Adapun motif dan cara pembunuhan dilakukan, pihaknya masih melakukan pendalaman. "Saat ini, mayat bayi sudah dibawa ke RSUD untuk divisum," tandasnya.
Ia menambahkan, bahwa sejak hamil, ibu anak tersebut memang berupaya untuk menyembunyikan kehamilannya dimata masyarakat setempat.
Menanggapi kejadian tersebut, salah seorang tokoh agama di Polman, Husain, mengaku sangat menyayangkan kejadian tersebut.
"Ini jelas perbuatan dosa, dan sangat dilarang agama. Anak itu adalah titipan yang harus dijaga, bukannya di tiadakan," sebutnya.

Sumber :

KRU ORGEN TUNGGAL TEWAS DIGOROK BEGAL

21 Januari 2016  −  16:35 WIB
Kru Orgen Tunggal Tewas Digorok Begal

MUARADUA - Alius bin Riduan (24) warga Talang Pagar, Desa Sumber Mulia, Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah, (BPRRT), Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, ditemukan warga, tewas bersimbah darah dengan kondisi leher nyaris putus. Korban merupakan Kru Orgen Tunggal (OT) Aneka ini diduga tewas setelah menjadi korban begal sadis pada Rabu malam 20 Januari sekira pukul 20.45 WIB. 
Pada hari nahas tersebut korban sedang bekerja di pesta pernikahan warga di Kampung 2, Simpang Sender, Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah.
Informasi dihimpun di lapangan korban diketahui sempat meminjam sepeda motor milik rekannya hendak menukarkan rokok ke warung tidak jauh dari lokasi.
Sepulang menukarkan rokok korban dicegat komplotan begal sadis, diduga melawan, korban dihabisi kawanan diperkirakan berjumlah tiga orang itu dengan cara dipukul menggunakan kayu, selanjutnya digorok.
"Waktu dia (korban) pinjem motor, mungkin sekitar pukul 20.45, karena Orgen disini baru mau mulai main," kata Agus saksi mata, Kamis (21/1/2016).
Menurut Agus, usai menukarkan rokok di warung ada di sekitar lokasi kejadian, korban sempat terlihat melintas, dan membonceng seseorang mengenakan baju warna putih.
"Waktu mau pulang, dia (korban) ini terlihat membonceng orang, ciri-cirinya kurus, dan sekitar sepuluh menit, korban ini belum juga nyampai, padahal kan tidak jauh," timpalnya.
Insiden berdarah tersebut diketahui warga setelah warga melintas di lokasi mendengar terjadi insiden perkelahian.
"Begitu kami sana, korban ini sudah  tewas, dan motor yang dipinjamnya hilang, mungkin dibawa pelaku," jelasnya.
Kapolsek Banding Agung, Iptu Ujang A Aziz menyatakan belum dapat memastikan motif dan penyebab pembunuhan korban.
"Benar, saat ini kasus pembunuhan ini telah ditangani kepolisian. Kami sudah menggelar Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) sebagai bahan penyidikan lebih lanjut," ujarnya.
Kapolsek mengatakan, saat ini selain telah memeriksa sejumlah saksi mata kejadian, pihaknya juga memeriksa seluruh kerabat dan keluarga korban.
Sementara, guna penyidikan sejumlah barang bukti (BB) berhasil diamankan dari lokasi kejadian, dua batang kayu, panjang 130 Centimeter, dan kunci sepeda motor serta uang Rp7.000 dari saku kiri korban.
"Sepeda motor Yahama Vixion BG 2087 Q, dompet, Handpone (HP) milik korban tidak ditemukan diduga dibawa kabur kawanan pelaku diperkirakan tiga orang tersebut," tambahnya.
Kapolsek menambahkan, berdasarkan hasil visum medis korban tewas karena mengalami luka lebam di bagian pelipis kanan, bibir kanan atas dan luka sayat di bagian leher nyaris putus.

Sumber :

KAKEK YANG BUNUH ISTRI SERAHKAN DIRI KE POLISI

19 Januari 2016  −  11:55 WIB
Kakek yang Bunuh Istri Serahkan Diri ke Polisi

DENPASAR - Usai membantai  Purwantini, kakek bernama I Made Kanta (58) langsung menyerahkan diri ke Polsek Denpasar Selatan, Denpasar, Selasa (19/1/2016).
Kapolsek Denpasar Selatan, Kompol Nanang Prihasmoko menyatakan setelah membunuh istrinya dengan pisau pada pukul 05.00 Wita, tersangka langsung menyerahkan diri ke polisi. 
Pembunuhan itu terjadi pada Selasa 19 Januari 2016 pukul 05.00 Wita  di Jalan Sidakarya No. 169, Banjar Kangin , Denpasar Selatan, Denpasar.
"Pelaku ini pensiunan PLN, setelah melakukan pembunuhan itu langsung ke Polsek. Sementara ini motif dari pembunuhan itu karena cemburu, si suami curiga dengan istrinya punya pria idaman lain," paparnya di Denpasar.
Dikatakan, korban mengalami luka-luka di bagian dada, lengan, punggung dan kepala korban beberapa kali mengalami luka. Korban mengalami luka 9 kali tusukan.
"Jenazah korban saat ini masih dititipkan di Rumah Sakit Sanglah. Sejauh ini dikenakan pasal 338," pungkasnya.



Sumber :















DI BAWAH UMUR, 2 TERSANGKA PEMBUNUH SALIM KANCIL TAK DITAHAN

29 Jan 2016 at 02:20 WIB
7 Dari 9 tersangka kasus dugaan pembunuhan Salim Kancil, aktivis antitambang serta tambang ilegal Lumajang, diserahkan ke Kejaksaan Negeri Surabaya. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Liputan6.com, Surabaya - Penyidik Polda Jawa Timur kembali menyerahkan 9 tersangka kasus dugaan pembunuhan dan pengeroyokan Salim Kancil, aktivis antitambang dan tambang ilegal Lumajang, ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya. 
Para tersangka ini di antaranya Tomin bin Arjo, Nurtalip alias Tilap, Jumanan bin Tinasum, Satuwi bin Simar, Tasrip bin Juwali, Suparman bin Martahap, dan Tinarlap alias Lap.
"Sementara untuk 2 orang tersangka tidak diserahkan bersamaan dengan ke-7 orang lainnya, dikarenakan kedua tersangka ini masih dibawah umur dan tidak ditahan," ucap Kepala Kejari Surabaya, Didik Farkhan Alisyahdi kepada Liputan6.com di Surabaya, Kamis 28 Januari 2016.
Didik menjelaskan, persidangan 
kasus pembunuhan Salim Kancil digelar di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Karena itu, Kejari Surabaya mengoordinasikan pengamanan sidang kasus ini kepada Polda Jatim. Selain masalah keamanan, jumlah tersangka dalam kasus ini sebanyak 36 orang.
"Karena sidangnya di PN Surabaya, kami sudah berkoordinasi dengan Polda Jatim terkait pengamanan sidang kasus Salim Kancil," imbuh Didik. 
Saat disinggung perihal kebutuhan personel pengamanan, Didik mengaku belum mengetahui berapa jumlah personel kepolisian guna pengamanan sidang. Mengingat berkas kasus ini kemungkinan dilimpahkan pekan depan di PN Surabaya, Didik mengaku secepatnya akan menanyakan berapa personel yang diturunkan.
"Sampai saat ini kami belum menerima pemberitahuan dari kepolisian, terkait berapa personel yang akan turun," Didik menandaskan.
Dihubungi secara terpisah, juru bicara Polda Jatim Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengungkapkan, pengamanan sidang Salim Kancil akan dilakukan Polda Jatim dan Polres Lumajang. Namun, Argo enggan berspekulasi perihal berapa polisi yang akan menjaga jalannya sidang kasus ini.
"Jumlah personel pengamanan sesuai kebutuhan. Nantinya intelijen yang akan mengkaji hal ini," ujar Argo.
Terkait kemungkinan adanya massa yang pro dan kontra terhadap persidangan kasus tersebut, pria asli Yogyakarta ini mengaku belum menerima informasi kemungkinan adanya pengerahan massa. Hanya saja, Argo menegaskan personel akan disiagakan terlebih dahulu di PN Surabaya. 
"Kami belum dapat info terkait hal itu (pengerahan massa), tutup Argo.

Ada 36 Tersangka
Sebelumnya, Kejari Surabaya telah menerima tahap II pelimpahan kasus pembunuhan Salim Kancil, yakni 27 tersangka berikut barang bukti. 
Selanjutnya pada Kamis 28 Januari 2016, kejaksaan kembali menerima 9 tersangka, sisa dari keseluruhan tersangka yang berjumlah 36 orang.
Dengan diserahkannya 9 tersangka tersebut, total 36 tersangka yang sudah diserahkan penyidik Polda Jatim ke Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari Surabaya. Mereka dijerat dengan pasal pidana berlapis, yakni pembunuhan, pengeroyokan, pertambangan ilegal, dan pencucian uang.

Sumber :


SELAIN KOPI MIRNA, INI 6 KASUS PEMBUNUHAN YANG MASIH MISTERIUS
21 Jan 2016 at 19:40 WIB
kasus pembunuhan yang masih menjadi teka-teki
Citizen6 Jakarta Misteri kematian Mirna Salihin masih belum terungkap meski polisi makin intensif memeriksa sejumlah saksi. Bahkan Jessika Kumala Wongso, teman minum kopi Mirna sudah diperiksa sebagai saksi hingga lima kali. Termasuk pemeriksaan pada Rabu malam, yang berlangsung sekitar 7 jam.
Kasus kematian Mirna usai menyeruput kopi yang mengandung sianida menghebohkan publik. Kasus ini sangat menyita perhatian masyarakat, siapa dan apa motif pembunuhan perempuan cantik yang baru saja menikah itu?
Berdasarkan penelusuran Citizen6, tidak hanya kasus Mirna yang alot diungkap dan menyisakan teka-teki. Sedikitnya, ada 6 kasus pembunuhan lainnya, yang sampai sekarang masih menjadi misteri. Berikut ulasannya.
1.      Akseyna UI
Medio 2015, tepatnya 26 Maret warga digegerkan dengan penemuan mayat pemuda yang mengambang di Danau UI. Setelah beberapa hari, diketahui pemuda itu bernama Akseyna Ahad Dori, Mahasiswa Departemen Biologi UI angkatan 2013.
Awal penyeledikan, Akseyna sempat dianggap bunuh diri, namun berdasarkan penyeledikan lebih lanjut, Akseyna ditetapkan sebagai korban pembunuhan. Akseyna mati lantaran dibunuh dengan cara ditenggelamkan. Namun hingga kini kasus Ace masih misterius.


Sumber :







ANGGOTA ISIS BUNUH SANG IBU DI DEPAN UMUM
09 Jan 2016 at 18:23 WIB
Ilustrasi ISIS (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Raqqa - Seorang anggota ISIS dilaporkan membunuh ibu kandungnya. Kejaidan ini mengundang kecaman di dunia maya.
Pemberontak ISIS yang membunuh ibunya itu bernama Ali Saqr. Pria 20 tahun tersebut menembak Lena al-Qasem usai mendengar rencana sang ibu untu keluar dari ISIS.
Penembakan itu terjadi di Kota Raqqa. Parahnya lagi, Ali menembak ibunya hingga tewas di depan ribuan orang.
Sebelum dibunuh, Lena sudah ditangkap sejumlah pemberontak ISIS. Hal ini terkait rencananya untuk kabur dan menghasut anaknya untuk ikut keluar dari ISIS.
ISIS diketahui menerapkan hukuman mati bagi beberapa kasus. Termasuk homoseksual, memperlihatkan bagian vital, perzinahan dan berinteraksi dengan hewan. Demikian dilansir dari News.com.au
Selain kasus-kasus tersebut, kelompok ISIS kerap mengeksekusi mati musuhnya jika tertangkap di wilayahnya.
Menurut laporan beberapa kelompok internasional, sejak perang sipil pecah di Suriah pada Maret 2011 lalu, sudah 260 ribu korban tewas.
Sementara, kejadian anak membunuh ibu kandung bukan pertama kali terjadi ya ng dilakukan anggota ISIS. Pada tahun lalu seorang ayah dari Lebanon dibunuh anaknya setelah masuk ke markas ISIS dan meminta sang anak untuk kembali pulang kerumahnya.


Sumber :
http://news.liputan6.com/read/2408011/anggota-isis-bunuh-sang-ibu-di-depan-umum

Tidak ada komentar:

Posting Komentar