Seni Primitif
Seni primitif berkembang pada zaman
prasejarah, yang mana tingkat kehidupan manusia pada masanya sangat sederhana
sekali dan sekaligus merupakan ciri utama, sehingga manusianya disebut orang
primitif. Hal ini berpengaruh dalam kebudayaan yang mereka hasilkan. Mereka
menghuni goa-goa, hidup berpindah-pindah (nomaden) dan pekerjan berburu
binatang. Di bidang kesenian, karya seni yang dihasilkan juga sangat sederhana,
namun memiliki nilai tinggi sebagai ungkapan ekspresi mereka. Peninggalan karya
seni yang dihasilkan berupa lukisan binatang buruan, lukisan cap-cap tangan
yang terdapat pada dinding goa, seperti pada dinding goa Leang-leang di
Sulawesi Selatan, goa-goa di Irian Jaya, dan pada dinding goa Almira Spanyol.
Selain karya lukisan, terdapat juga hiasan-hiasan pada alat-alat perburuan
mereka yang berupa goresan-goresan sederhana. Karya seni yang dihasilkan hanya
merupakan ekspresi perasaan mereka terhadap dunia misterius atau alam gaib yang
merupakan simbolis dari perasaan-perasaan tertentu, seperti perasaan takut,
senang dan perdamaian. Ciri-ciri lain dari seni premitif yaitu goresannya
spontannitas, tanpa perspektif, dan warna-warnanya terbatas pada warna merah,
coklat, hitam, dan putih.
Seni Klasik

Mesir Kuno/Seni/Patung
Orang Mesir mulai membuat patung sekitar
4500-an SM, hampir sama seperti orang di Asia Barat dan Afrika selatan. Awalnya
patung Mesir berbentuk figurin kecil, sebagian besar patung perempuan.
Pada masa Kerajaan Lama, sekitar 2900-an SM,
seniman Mesir muli membuat patung ukuran manusia. Awalnya patung ini dibuat
dalam pose duduk dan ditaruh di makam orang kayak. Patung ini dianggap sebagai
pengganti tubuh asli bagi arwah di alam maut. Patung ini juga diwarnai agar
tampak lebih mirip orang asli. Patung lelaki diwarnai cokelat, untuk
menunjukkan bahwa lelaki bekerja di luar rumah, sedangkan patung perempuan
diwarnai terang, untuk menunjukkan bahwa wanita kaya lebih banyak tinggal di
dalam rumah.
Mesir
Kuno/Seni/Lukisan

Sekitar 3000-an SM, para seniman Mesir mulai membuat
ukiran dan lukisan di dinding batu di rumah-rumah. Lukisan juga terdapat pada
makam orang kaya, yang dibuat dari marmer. Lukisan ini menampilkan keseharian
orang tersebut dan dipercayai dapat membantu arwah di alam maut. Pada masa Kerajaan
Lama ini, lukisan makam tampak cukup detail, berbeda dengan masa Kerajaan
Pertengahan sesudahnya, dimana ukirannya tampak lebih sederhana. Pada masa ini
pula, terdapat lukisan di kuil yang menampilkan peristiwa penting, misalnya
perang. Perubahan seni juga kembali terjadi pada masa Kerajaan Baru, terutama
pada periode Amarna.
Setelah Persia ditaklukan oleh bangsa-bangsa asing, para
seniman Mesir mengggabungkan seni Mesir dan berbagai seni bangsa penakluknya,
maka terciptalah seni gabungan Mesir dengan Persia, Romawi, Koptik, dan Islam.
Masing-masing kebudayaan ini bercampur dengan seni mesir dengan cara yang
berbeda.
Yunani
Kuno/Seni/Patung/Hellenistik
Pada akhir tahun 400-an SM, Yunani, khususnya Athena,
hancur lebur akibat perang besar yang melibatkan hampir seluruh negara-kota di
Yunani, yakni Perang Peloponnesos. Seusai perang, bangsa Yunani menjadi terlalu
miskin untuk membuat patung, namun pada akhirnya mereka kembali berhasil membuat
patung, bahkan mereka menciptakan gaya baru. Kali ini para pematung menampilkan
lebih banyak emosi pada patungnya, terutama perasaan-perasaan sedih, misalnya
duka cita. Para pematung juga lebih tertarik membuat patung perempuan, dan kini
patung perempuan ditampilkan tanpa pakaian. Patung tokoh tertentu juga banyak
dibuat.
Romawi Kuno/Seni
Seni Romawi berkembang dari seni bangsa Etruria,
karenanya pada masa awal, seni Romawi sangat mirip dengan seni Etruria. Maka
dari itu, seni Romawi juga berhubungan erat dengan seni Yunani. Romawi baru
memiliki seni dengan ciri khas sendiri sejak sekitar tahun 500 SM dengan
berdirinya Republik Romawi. Bangsa Yunani lebih tertarik pada konsep yang
ideal, yaitu makhluk-makhluk yang indah dan sempurna, sedangkan bangsa Romawi
lebih tertarik pada realitas. Bangsa Romawi senang membuat patung yang
menggamabarkan tokoh tertentu dengan sangat mirip dan realistis.
Banyak orang Romawi juga percaya bahwa membuat wajah yang
bagus pada patung seseorang akan membuat arwah mereka tenang setelah mati dan
tidak bergentayangan. Sehingga, selama masa Republik dan Kekaisaran Romawi,
banyak sekali patung yang dibuat.
GOTIK
Sosial Masyarakat
Kondisi sosial masyarakat masih sama dengan
kondisi pada aliran Romanika. Masyarakat saling
bersaing mendirikan gereja/ Katedral di tiap kota, dengan kesan yang tinggi
(Vertikal). Nama Gothik sebenarnya merupakan ejekan yang
dihubungkan dengan orang-orang Goth yang merupakan masyarakat barbar. Sebutan
ini dipergunakan oleh orang Renaissance untuk meremehkan kegagalan ahli
bangunan Gotik dalam mengikuti mutu klasik zaman Yunani dan Romawi (semula perkembangan kebudayaan
dianggap dari Itali seluruhnya: kota-kota Firenze, Venesia, sedangkan yang dari
luar diremehkan. Gotik mulai perkembangannya di daerah Perancis).
Seni dan Arsitektur

Sebagai suatu aliran yang khas, gaya Gotik mula-mula muncul pada pemugaran gereja biara St.Denis di dekat Paris. Pemugaran dimulai tahun 1137, yang dipimpin oleh Abas Biara St. Denis, yaitu Suger dari Bangsa Franka. Suger memugar dengan membentuk pelengkung-pelengkung runcing yang berusuk, yang tahan terhadap badai.
Pada perkembangan selanjutnya hiasan semakin
meriah dan digenangi cahaya dari kaca-kaca berwarna-warni. Pada penyelesaian
akhir, hiasan-hiasan indah menyerupai renda banyak menghias katedral. Atap
katedral yang masif dibentuk begitu rupa sehingga bila di suatu tempat rusak
dengan mudah dapat diganti.
Untuk menjaga agar atap dan dinding tembok
tidak rusak karena air hujan, maka dipasang penyalur air/ talang disepanjang
hiasan-hiasan pada bagian atas tembok dan agar tidak hanya bersifat fungsional
saja maka dibuat dalam bentuk burung atau binatang yang lain, dinamakan
gargouille atau kerongkongan kecil yang menyemprotkan pancaran air cukup jauh
dari bangunan.
Renaissance
Ada
begitu banyak gaya-gaya seni di dunia ini. Setiap gaya memiliki ciri khas
tersendiri yang unik, menjadi daya tariknya, serta membedakannya dengan
gaya-gaya yang lain. Mari kita coba mengenali gaya-gaya seni tersebut, karena
pepatah menyebutkan, tak kenal maka tak sayang.
Barok
Adoration, oleh Peter Paul Rubens: dynamic figures spiral down around a void:
draperies blow: a whirl of movement lit in a shaft of light, rendered in a free
bravura handling of paint.
Dalam seni, Barok adalah istilah
untuk suatu periode seni dan gaya seni yang mendominasinya. Gaya Barok
menggunakan gerak yang dilebih-lebihkan dan detail yang jelas dan mudah
ditafsirkan untuk menghasilkan drama, ketegangan, semangat yang hidup dan
keagungan dalam seni patung, lukisan, sastra, dan musik.
Gayanya dimulai sekitar 1600 di Roma, Italia dan menyebar ke sebagian besar wilayah Eropa.
Dalam musik, gaya Barok dikenakan pada periode akhir dari dominasi kontrapung yang imitatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar