MANUSIA PURBA DI INDONESIA
“Hai guys,.....
sejarah kelas x .blogspot.com kali ini akan membahas tentang Manusia Purba di
Indonesia. Postingan ini diharapkan dapat membantu kalian dalam Memahami
berbagai jenis manusia purba Indonesia dan Dunia melalui media foto, video,
gambar, artefak sesuai dengan materi pembelajaran, Mengumpulkan data lanjutan
dari sumber primer maupun sekunder terkait dengan pertanyaan mengenai manusia
purba Indonesia dan Dunin, serta Menganalisis informasi yang diperoleh dengan
mengelompokkan manusia purba Indonesia dan Dunia ke dalam pembabakan jaman
dengan ciri-ciri budayanya.”
1. Jenis
Manusia Purba di Indonesia dan Kaitannya dengan Nenek Moyang Bangsa Indonesia
Bagaimana cara
mengetahui kehidupan manusia yang hidup pada masa awal? Ada dua cara, yaitu
melalui sisa-sisa manusia, tumbuhan, dan hewan yang telah membatu atau biasa
disebut dengan fosil dan melalui benda-benda peninggalan sebagai hasil budaya
manusia, alat-alat rumah tangga, bangunan, artefak, perhiasan, senjata, atau
fosil manusia purba yang diketemukan.
Kehidupan manusia
purba di Indonesia diketahui melalui peninggalan fosil tulang-belulang mereka.
Fosil-fosil tersebut meliputi tengkorak, badan, dan kaki.Fosil tengkorak dengan
ukuran kapasitas tempurung kepalanya dapat mengungkap-kan sejauh mana kemampuan
berpikir mereka dibandingkan dengan kapasitas manusia modern sekarang. Demikian
juga dengan bentuk tulang rahang, lengan, dan kaki dapat dibandingkan dengan
bentuk tulang yang sama dengan tulang manusia modern sekarang atau dengan jenis
kera (pithe). Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan bahwa mereka berbeda
dengan manusia modern sekarang, namun memiliki tingkat kecerdasan tertentu yang
lebih tinggi dibandingkan dengan jenis kera.Mereka telah memiliki tingkat
kemampuan untuk mengembangkan kehidupan, seperti halnya manusia sekarang
walaupun dengan tingkat yang sangat terbatas.Mereka lazim disebut sebagai
manusia purba atau manusia yang hidup pada zaman pra-aksara.
Berikut akan diuraikan fosil jenis manusia
purba yang ditemukan di wilayah Indonesia.
a.
Meganthropus
Palaeojavanicus (mega = besar, anthropus = manusia, palaeo
= tua, dan javanicus = Jawa)
Jenis manusia ini dianggap
sebagai manusia tertua yang hidup di Jawa kira-kira 2 juta sampai 1 juta tahun
silam.Manusia purba jenis ini memiliki ciri-ciri biologis berbadan besar,
kening menonjol, dan tulang pipi menebal.Makanan utamanya adalah
tumbuh-tumbuhan. Fosil tulang rahang bawah manusia purba jenis ini ditemukan
oleh Ralph von Koenigswaldpada 1941 di dekat Desa Sangiran, Lembah Sungai
Bengawan Solo.
b.
Pithecanthropus Robustus dan Pithecanthropus
Mojokertensis (pithe = kera)
Jenis manusia ini ditemukan
oleh Ralph von Koenigswald pada 1936 di Lembah Sungai Brantas.Manusia ini
dianggap generasi lebih muda dibandingkan dengan jenis manusia pertama.Jenis
manusia purba ini masih mirip kera sehingga disebut pithe.
c.
Pithecanthropus Erectus (erectus = tegak)
Manusia jenis ini ditemukan
oleh Eugene Dubois pada 1890–1892 di Desa Trinil, dekat Ngawi,
Madiun.Berdasarkan temuan tengkoraknya, jenis manusia ini bertubuh agak kecil
dan memiliki kemampuan pikir yang masih rendah. Volume otak kepalanya masih 900
cc, sedangkan volume otak manusia modern adalah lebih dari 1000 cc, dan jenis
kera tertinggi 600 cc. Diperkirakan jenis manusia ini hidup kira-kira 1 juta
hingga 600.000 tahun silam.
d. Homo
Soloensis
Kedua
jenis manusia ini ditemukan pada 1931–1934.Homo Soloensis ditemukan di
sepanjang Bengawan Solo (Ngandong, Sambungmacan, dan Sangiran) oleh C. Ter
Haardan W.F.F. Oppenoorth.Bentuk tubuhnya tegak dan keningnya sudah tidak
menonjol.Mereka hidup dari 900.000 sampai 200.000 tahun yang lalu.Adapun Homo
Wajakensis ditemukan oleh Von Rietschoten di Desa Wajak pada 1888 dan
Eugene Duboispada 1889.
Diperkirakan manusia jenis
ini hidup dari 60.000 sampai 25.000 tahun yang lalu.Kedua jenis manusia ini
disebut homo karena mirip manusia modern. Volume otaknya pun sudah
mencapai 1300 cc. Mereka juga disebut sebagai homo sapiens karena kecerdasannya
hampir menyamai manusia modern sekarang. Jenis Manusia Wajak diperkirakan
merupakan nenek moyang bangsa asli Australia, yaitu bangsa Aborigin.
e. Homo
Mojokertensis
Manusia
jenis ini ditemukan oleh Ralph von Koenigswald pada 1936 di Mojokerto.Fosil
yang ditemukan adalah sebuah tengkorak anak-anak yang diperkirakan belum
melewati umur 5 tahun.Ralph von Koenigswold memperkirakan fosil Homo
Mojokertensis ini adalah fosil yang berasal dari anak-anak Pithecanthropus.
2.
Peta Jalur Penyebaran
Manusia Purba di Indonesia
Menurut teori H. Kern dan
Von Heine Geldern, nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari rumpun bangsa
Austronesia yang masuk ke Indonesia sekitar 2000 SM secara bergelombang dan menyebar
ke wilayah Indonesia.Mereka berasal dari daerah Yunan (Tonkin), yaitu sekitar
lembah hulu Sungai Mekhong, Vietnam sekarang.Perpindahan bangsa Austronesia
tersebut disebabkan oleh berbagai faktor.Pertama, terjadinya bencana
alam, seperti banjir, gempa bumi, kemarau panjang, dan sebagainya.Kedua,
adanya serangan bangsa-bangsa pengembara dari Cina Utara (bangsa Barbar)
sekitar tahun 2000 SM, dan serangan dari bangsa Tibet sekitar 1000 SM. Faktor
tersebut telah mendorong bangsa Austronesia meninggalkan tempat kelahirannya
untuk mencari tempat hidup baru yang lebih aman. Mereka datang ke Indonesia ada
yang melalui jalur darat dan ada juga yang melalui jalur laut.Penyebaran mereka
ke Indonesia terbagi dalam dua gelombang, yaitu sebagai berikut.
a.
Gelombang Pertama (2000 SM)
Nenek moyang bangsa
Indonesia yang datang kali pertama diperkirakan terjadi pada 2000 SM. Arus
perpindahan bangsa Austronesia ini membawa kebudayaan Neolithikum, dan dikenal
dengan sebutan Proto Melayu (Melayu Tua). Mereka datang dari Yunan ke Indonesia
melalui jalur Barat dan Timur.
Jalur Barat, dari
Semenanjung Malaya, Sumatra, ada yang menuju ke Jawa, ada yang menuju ke
Kalimantan, dan berakhir di Nusa Tenggara. Peninggalan kebudayaan yang
dibawa melalui jalur barat ini adalah kapak persegi.
Jalur
Timur, dari Teluk Tonkin di Yunan menyusuri Pantai Asia Timur menuju Taiwan,
Filipina, Sulawesi, Maluku, Papua, sampai Australia. Peninggalan kebudayaan
yang dibawa melalui jalur ini adalah kapak lonjong yang banyak dijumpai di
Minahasa, Seram, Kalimantan, dan Papua.Oleh karena itu, kapak ini sering
disebut Neolithikum Papua.
Dari sekian banyak suku
bangsa Indonesia yang tersebar di seluruh Kepulauan Nusantara, kita masih dapat
melihat suku bangsa yang tergolong Proto Melayu ini, yaitu Suku Batak
Pedalaman, Suku Dayak, Suku Toraja, dan Suku Papua.
b. Gelombang
Kedua (500 SM)
Gelombang kedua terjadi
sekitar 500 SM. Gelombang kedua ini juga termasuk dalam rumpun bangsa
Austronesia yang disebut Deutro Melayu (Melayu Muda).Kebudayaan yang dibawa ras
Deutro Melayu ini relatif lebih maju karena mereka sudah mengenal benda-benda
dari perunggu, seperti kapak corong, nekara, dan perhiasan perunggu (Kebudayaan
Dongson).
Bangsa Austronesia dari ras
Deutro Melayu ini akhirnya dapat mendesak ras Proto Melayu yang sudah lebih
dahulu datang.Sifat ras Deutro Melayu ini lebih terbuka terhadap pengaruh
kebudayaan luar dibandingkan dengan ras Proto Melayu. Kedatangan nenek moyang
ke wilayah kepulauan kita memilih daerah pantai, muara, dan sungai dengan pertimbangan,
antara lain letaknya strategis, mudah mendapatkan air, subur, tersedia bahan
makanan, dan jalur lalu lintas yang mudah dilalui.
Melalui perjalanan waktu
yang sangat panjang, ras Deutro Melayu ini akhirnya menjadi nenek moyang
sebagian besar bangsa Indonesia.Kehadirannya me-lahirkan kebudayaan baru dan
kemudian menjadi kebudayaan bangsa Indonesia sekarang ini.
MANUSIA PURBA DI INDONESIA
Manusia Purba (Prehistoric People) merupakan jenis manusia yang hidup berjuta tahun lalu
yang belum mengenal tulisan. Memiliki alat pendukung untuk berburu / mencari
makanan terbuat dari batu. Manusia purba diperkirakan hidup di bumi sekitar 4
tahun lalu.
Terungkapnya manusia purba ini berawal dari
penemuan FOSIL dan ARTEFAK :
1.
FOSIL adalah tulang
belulang manusia maupun hewan dan tumbuhan yang telah membatu.
2.
ARTEFAK adalah
peralatan dan perlengkapan kehidupan manusia sebagai hasil dari kebudayaannya.
Sehingga dari fosil dan artefak ini para peneliti atau
ahli arkeolog dapat mengetahui usia dan peradaban di alam kehidupanya pada masa
lampau.
Manusia Purba yang ditemukan di Indonesia antara lain :
1. Meganthropus Paleojavanicus
Disebut juga sebagai Manusia Raksasa Jawa,
ditemukan oleh seorang peneliti dari belanda bernama Von Koniegswald di Sangiran,
Lembah Bengawan Solo antara Tahun 1936 - 1941. Fosil ini
berasal dari lapisan Pleistosen bawah, diperkirakan dia memiliki badan tegap
dan rahang besar dan kuat. Manusia jenis ini diperkirakan hidup pada Zaman Batu
Tua (Paleolithikum) sekitar 1 juta sampai dengan 2 juta tahun lalu.
2. Pithecanthropus
Manusia purba jenis ini merupakan manusia
purba yang paling banyak ditemukan di Indonesia. Manusia ini juga disebut Manusia
Kera yang Berjalan Tegak. Memiliki umur yang bervariasi diperkirakan hidup
antara 30.000 sampai dengan 2 juta tahun lalu. Manusia purba jenis ini mempunyai
ciri-ciri badan tegap tapi tidak setegap meganthropus, muka menonjol ke depan
dahi miring kebelakang, bentuk kepala lonjong seperti berkonde dan hidungnya
besar.
Ada beberapa
spesies manusia purba jenis ini yang ditemukan di Indonesia, antara lain :
a. Pithecanthropus Erectus
a. Pithecanthropus Erectus
Fosil ini ditemukan oleh Eugene Dubois
pada Tahun 1891 di Trinil Jawa Tengah. Berasal dari lapisan
Pleistosen lapisan bawah dan tengah. Femur atau tulang pahanya, bentuk
dan ukurannya jelas seperti milik manusia dan menunjukkan
bahwa mahluk itu berjalan diatas kedua kakinya. Volume otaknya mencapai 900cc
sedangkan kera hanya 600cc.
b. Pithecanthropus Mojokertensis
Ditemukan oleh Von Koeningswald pada Tahun
1936 di Mojokerto, Jawa Timur. Fosil yang ditemukan hanya berupa tulang
tengkorak anak-anak.
c. Pithecanthropus Robotus
Ditemukan oleh Weidenreich dan Von Koenigswald pada Tahun 1939 di Trinil, Von Koenigswald menganggap fosil ini sejenis dengan Pithecanthropus Mojokertensis.
d. Pithecanthropus Soloensis
Ditemukan di dua tempat terpisah oleh Von
Koeningswald dan Oppernoorth di Ngandong dan Sangiran.berupa
tengkorak dan tulang kering. Tahun 1931-1933.
3. Homo
Manusia purba jenis merupakan jenis manusia
purba yang berumur paling muda, diperkirakan hidup pada jaman 15.000-40.000 SM.
Volume otaknya yang sudah menyerupai manusia modern dan bukan lagi manusia kera
(Pithecanthrupus).
Beberapa manusia
purba jenis homo yang ditemukan di Indonesia, antara lain :
a. Homo Soloensis
ditemukan oleh Von Koeningswald dan Weidenrich
antara tahun 1931-1934 disekitar sungai Bengawan Solo. Fosil yang
ditemukan hanya berupa tulang tengkorak. Ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh
manusia purba jenis ini antara lain, volume otak antara 1000 – 1300 cc; tinggi
badan antara 130 – 210 cm; muka tidak menonjol ke depan; serta berjalan tegap
secara bipedal (dua kaki). Homo soloensis diperkirakan pernah hidup antara
900.000 sampai 300.000 tahun yang lalu.
b. Homo Wajakensis
yang ditemukan oleh Van Rèestchoten
pada Tahun 1990 di Desa Wajak, Tulungagung yang kemudian di teliti oleh Eugene
Dubois. Hidup antara 40.000 – 25.000 tahun yang lalu,
pada lapisan Pleistosen Atas. Tengkoraknya mempunyai banyak persamaan dengan
orang Aborigin penduduk asli Australia. Yaitu : memiliki muka lebar dan datar;
hidungnya lebar dan bagian mulutnya menonjol; tulang tengkorak sudah membulat;
serta memiliki tonjolan yang agak mencolok di dahi
c. Homo Floresiensis

Dalam
hal penemuan manusia purba, Indonesia menempati posisi yang penting, sebab
fosil-fosil manusia purba yang ditemukan di Indonesia berasal dari kala
Pleistosen sehingga tanpak jelas perkembangan fisik manusia purba tersebut.
Manusia-manusia purba yang ditemukan di Indonesia adalah sebagai berikut :
a.
Meganthropus Paleojavanicus
Fosil
Mrganthropus Paleojavanicus ditemukan oleh Von Koenigswald di Sangiran, lembah
Bengawan Solo pada tahun 1936-1941. Fosil ini berasal dari lapisan Pleistosen
Bawah. Meganthropus memiliki badan yang tegap dan rahang yang besar dan juga
kuat. Mereka hidup denan cara mengumpulkan makanan. Makanan mereka berasal dari
tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan. Sebagian ahli menganggap bahwa Meganthropus
sebenarnya merupakan Pithecanthropus dengan badan yan besar.
b.
Pithecanthropus
Fosil
Pithecantropus merupakan fosil manusia purba yang paling banyak ditemukan di
Indonesia. Fosil ini berasal dari Pleostosen bawah dan tengah. Mereka hidup
dengan cara berburu makanan. Mereka sudah memakan segala, tetapi makanannya
belum diolah. Pithecanthropus dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu :
-
Pithecanthropus Mojokertensis
Fosil
ini ditemukan oleh Von Koenigswald di desa Perning, Jawa Timur pada lapisan
Pleistosen bawah. Temuan tersebut merupakan fosil anak-anak berumur sekitar 5
tahun. Makhluk ini diperkirakan hidup sekitar 2,5 -2,25 tahun yang lalu.
Pithecanthropus Mojokertensis berbadan tegap, mukanya menonjol ke depan dengan
kening yang tebal dan tulang pipi yang kuat.
-
Pithecanthropus Robustus
Fosil
ini ditemukan oleh Weidenreich dan Von Koenigswald pada tahun 1939 di Trinil,
lembah Bengawan Solo. Fosil ini berasal dari lapisan Pleistosen Bawah.
-
Pithecanthropus Erectus
Fosil
ini ditemukan oleh Eugene Dubois di desa Trinil, Ngawi, Jawa Timur, pada tahun
1890 berasal dari lapisan Pleistosen Tengah. Mereka hidup sekitar 1-1,5 juta
tahun yang lalu. Volume otak Pithecanthropus mencapai 900 cc. Volume oyak
manusia medern lebih dari 1000 cc, sedangkan volume otak kera hanya 600 cc.
Bila dihubungka dengan teori evolusi Darwin, Pithecanthropus Erecttus dianggap
sebagai Missing Link atau makhluk peralihan dari kera ke manusia.
c. Homo
-
Homo Soloensis
Fosil
ini ditemukan di Ngandong, Blora di Sangiran dan Sambung Macan, Sragen oleh Ter
Haar, Oppenoorth dan Von Koenigswald pada tahun 1931-1933 dari lapisan
Pleistosen Atas. Homo Soloensis diperkirakan hidup sekitar 900.000-300.000
tahun yang lalu.
-
Homo Wajakensis
Di
temukan oleh Van Riestchoten pada tahun 1889 pada di desa Wajak, Tulungagung.
Fosil Homo Wajakensis mempunyai tinggi badan sekitar 130-210 cm, dengan berat
badan antara 30-150 kg. Volume otak mencapai 1300 cc. Manusia purba jenis ini
hidup sekitar 40.000-25.000 tahun yang lalu, pada lapisan Pleistosen Atas.
Jenis
manusia purba yang memiliki bentuk tubuh yang sama dengan manusia sekarang.
Mereka telah memiliki sifat seperti manusia sekarang. Kehidupan mereka sangat
sederhana, dan hidupnya mengembara.
Jenis
fosil Homo Sapiens yang ditemukan di Indonesia terdiri dari:
1.
Fosil manusia yang ditemukan di daerah Ngandong Blora di
Sangiran dan Sambung Macan, Sragen, lembah Sungai Bengawan Solo tahun 1931 -
1934. Fosil ini setelah diteliti oleh Von Koenigswald dan Weidenreich diberi
nama Homo Sapien Soloensis.
2.
Fosil manusia yang ditemukan di Wajak (Tulung Agung) tahun
1889 oleh Van Reitschotten diteliti oleh Eugene Dubouis kemudian diberi nama menjadi
Homo Sapiens Wajakensis
Tempat
penemuan kedua fosil manusia di atas adalah lapisan Ngandong atau Pleistocen
Atas dan hidupnya diperkirakan 100.000 - 50.000 tahun yang lalu. Untuk
memudahkan Anda memahami lokasi penemuan jenis manusia purba di Indonesia, maka
perhatikanlah gambar peta berikut ini.
BERITA BAHASA JAWA TERBARU TENTANG KESEHATAN
Goreng, numis, lan
beragam jenis masak laine, jebulna bisa bahayake kawarasan awake dewe.
Luwih-luwih kanggo proses mangsak sing ngasilke akeh keluk, iki berbahaya.
"Keluk dapur,
nduweni kesempatan sing podo karo keluk udud, kanggo marakake alangan
kawarasan, dadi aja dianggep gampang," munine dokter Lula Kamal.
Lula ngomongke, keluk
dapur iku penyebab alangan kawarasan sing seringkali digampangna. Padahal,
bahayane isa membahayake awak paling utama rai.
Hal iki, sangka dene
keluk pakoleh masak, sing ngandung akeh kandungan zat kimia, kaya karbon
monoksida. Samubarang sing iso marakake infeksi saluran pernapasan, karusakan
sel lan jaringan lulang, nganti sing terparah, kanker paru lan kanker
nasofaring.
Bahaya saka keluk dapur
iki, iso disiasati karo cara gampang, salah sijine ngurangi panganan sing
proses mangsake arep ngasilke akeh keluk.
"Pilahe mangsakan
sing ora ngandung lenga utawa sing ora mangan wayah akeh kanggo
dimangsak," ujare Lulu. Kajaba kuwi, kowe para embok omah tangga, iso
nggunakne alat khusus go nyedot keluk dapur, sing ngewangi minimalisir cacah
keluk sing kehirup saka awake dhewe.
![]() |
|||
![]() |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar