DARI MANA PEMBUNUH MIRNA DAPATKAN SIANIDA
02 Feb 2016 at 23:39 WIB
Racun sianida yang digunakan untuk membunuh
Mirna mulai banyak digunakan sejak perang dunia ke-2 oleh tentara Nazi.
Liputan6.com, Jakarta - Polisi telah
menetapkan Jessica
Kumala Wongso sebagai
tersangka pada kasus dugaan pembunuhan berencana yang menyebabkan tewasnya
Wayan Mirna Salihin setelah meminum kopi di Olivier Cafe, West Mall, Grand
Indonesia Shopping Town, Jakarta Pusat, Rabu 6 Januari 2016. Jessica yang saat
ini menghuni ruang tahanan Mapolda Metro Jaya diduga sebagai penabur bubuk
sianida pada minuman yang dikonsumsi Mirna sebelum meninggal.
Menurut Kepala Bidang Kedokteran dan
Kesehatan (Biddokkes) Polda Metro Jaya, Kombes Pol Musyafak, jenis racun yang
diduga ditaburkan Jessica ke minuman Mirna ini merupakan zat yang tidak dijual
secara bebas, meski mudah ditemukan di toko-toko penjual bahan kimia.
"Kemungkinan hidrogen sianida (zat yang
ada di kopi Mirna). Bisa (didapat) dari toko kimia, kemudian tempat jualan
senyawa kimia juga ada. Saya kira tidak dijual secara bebas," ujar
Musyafak di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (2/2/2016).
Ia menjelaskan, biasanya pembeli sianida ini adalah perusahaan
yang bergerak di bidang pertambangan. Sebab, kemampuannya untuk mengikat logam
sering dimanfaatkan oleh para penambang emas tradisional untuk menggantikan
merkuri.
Namun, untuk mendapatkan sianida, konsumen harus
dapat menjelaskan peruntukan racun yang dapat dikenali dari baunya yang khas,
yakni bau almond.
"Itu pun memang ada gunanya juga seperti
perusahaan pertambangan menggunakan itu," terang Musyafak.
Lantas, bagaimana cara pelaku
mendapatkan racun hingga ditabur di es kopi Vietnam yang membunuh Mirna?
Musyafak enggan berspekulasi. Karena selain
hal ini sudah masuk materi penyidikan, polisi juga saat ini sedang mencari
bukti cara pelaku mendapatkan sianida.
"Saya tidak bisa menjawab itu (cara
mendapatkan sianida). Apa pun barangkali dengan strategi bisa didapatkan,"
tutup dia.
Pada perkara ini, Jessica telah ditetapkan
sebagai tersangka dan sudah menjadi tahanan. Ia dijerat dengan Pasal 340 KUHP
tentang Pembunuhan Berencana dengan ancaman hukuman penjara minimal 5 tahun dan
maksimal seumur hidup atau mati.
Kasus yang awalnya ditangani Polsek Metro
Tanah Abang ini akhirnya diambil alih Polda Metro Jaya karena dianggap kasus
besar. Nuansa unsur pembunuhan berencana sangat kental dalam kasus ini dan
modus meracuni dengan sianida jarang terjadi.
Karena itu aparat kepolisian mengerahkan
berbagai metode penyidikan untuk membuat benderang siapa penaruh sianida di es
kopi Vietnam Mirna.
Sumber :
RUMAH
JESSICA TERSANGKA PEMBUNUH MIRNA KEMBALI DIGELEDAH
03 Feb 2016 at 11:49 WIB
Belasan penyidik Polda Metro Jaya dan tim
Puslabfor Polri tiba di rumah Jessica sekitar pukul 11.00 WIB.
Liputan6.com, Jakarta - Penyidik Dirkrimum Polda
Metro Jaya kembali mendatangi rumah tersangka pembunuhan berencana
terhadap Wayan
Mirna Salihin,
yakni Jessica Kumala Wongso di kompleks Sunter Icon, Jalan Selat Bangka Blok J
Nomor 1, Sunter, Jakarta Utara.
Belasan penyidik Polda Metro Jaya dan tim Puslabfor Polri tiba di rumah Jessica sekitar pukul 11.00 WIB. Penggeledahan ini dipimpin langsung oleh Kanit IV Jatanras Polda Metro Kompol Tahan Marpaung.
Belasan penyidik Polda Metro Jaya dan tim Puslabfor Polri tiba di rumah Jessica sekitar pukul 11.00 WIB. Penggeledahan ini dipimpin langsung oleh Kanit IV Jatanras Polda Metro Kompol Tahan Marpaung.
Kompol Tahan menuturkan, saat ini penyidik
tengah melakukan identifikasi demi melengkapi alat bukti yang sudah ada.
"Tambahan saja. Tunggu di luar ya,
jangan ada yang masuk," kata Kompol Tahan di lokasi, Jakarta Utara, Rabu
(3/2/2016).
Sementara itu ayah Wayan Mirna, Edi Darmawan
Salihin, mengatakan sampai saat ini keluarga juga penasaran apa yang sebenarnya
menjadi motif atau latar belakang dari terduga pelaku Jessicameracuni putrinya.
Meski begitu, dia sangat yakin penyidik bekerja
profesional dan pasti didukung alat bukti yang kuat sebelum akhirnya menetapkan
Jessica sebagai tersangka.
"Penetapan Jessica jadi tersangka kan
dari polisi. Kita korban, saya hanya bapak dari Mirna yang sudah meninggal.
Saya sudah shock, sudah capek. Saya lihat secara logika, anak saya minum racun
sianida di kopi yang dipesan Jessica. Itu kan fakta yang ada, sekarang sudah
tersangka bahkan," kata Darmawan di rumahnya di Sunter, Jakarta Utara,
pada Senin 1 Februari 2016.
Dia juga menegaskan, keluarga tidak menaruh curiga terhadap Hanny. Lantaran Hanny datang bersama Mirna saat minum kopi bareng di Cafe Oliver kala itu.
Dia juga menegaskan, keluarga tidak menaruh curiga terhadap Hanny. Lantaran Hanny datang bersama Mirna saat minum kopi bareng di Cafe Oliver kala itu.
Hanny juga lebih dikenal oleh keluarga Mirna daripada Jessica. Dia pun mengaku baru mengenal dan melihat Jessica saat di RS Abdi Waluyo.
"Yakinlah pelaku hanya tunggal, tapi dibikin ruwet saja ini. Hanny itu datang sama Mirna, kita mau tuduh apa? Hanny pernah main ke sini (ke rumah Mirna). Saya baru lihat Jessica di TKP Abdi Waluyo, di situ pertama saya lihat," tutur Edi.
Sumber :
BEGINI KONDISI SEL TAHANAN JESSICA TERSANGKA PEMBUNUH
MIRNA
02 Feb 2016 at 19:30 WIB
Jessica Kumala Wongso (tengah) saat di
gelandang petugas Polda Metro Jaya ke ruang tahanan, Sabtu (30/1). Jessica
telah digelandang ke ruang tahanan Direkotrat Perawatan Tahanan dan Barang
Bukti Polda Metro. (Liputan6.com/JohanTallo)
Liputan6.com, Jakarta - Hawa pengap terasa
menyeruak di ruangan 2x3 meter. Sirkulasi udaranya sangat minim, karena tebal
dan berlapisnya jeruji
besi.
Ruangan itu tepat berada di sisi kiri paling
belakang rumah tahanan Polda Metro Jaya. Di dalamnya dihuni Jessica Kumala
Wongso, tersangka pembunuh Wayan Mirna Salihin yang tewas usai minum kopi
bertabur sianida.
"Enggak ada udara keluar, AC mati. (Posisi sel) dari pintu masuk (rumah tahanan) belok kiri, di paling belakang sebelah kiri. Ruangannya pengap," ungkap pengacara Jessica, Andi Joesoef, Selasa (2/2/2016).
Terpisah, Direktur Tahanan dan Penitipan Barang Bukti (Tahti) Polda Metro Jaya AKB Barnabas menyatakan, sel tahanan Jessica tidak diperlakukan khusus, hanya penempatannya yang dipisah.
"Untuk sekarang memang terpisah.
Alasannya, karena memang dia ingin sendiri. Agar bisa konsentrasi terhadap
perkaranya dia," ujar Barnabas.
Penempatan terpisah ini untuk menjaga kondisi
kejiwaan Jessica. Lingkungan di dalam tahanan jauh berbeda dengan keseharian
Jessica sebelumnya.
"Kita menjaga dia agar tidak di-bully.
Kemungkinan di-bully kan ada (sama tahanan lain). Bukan di-bully dengan fisik
ya, tapi dengan kata-kata. Agar tidak mengganggu psikologis dia," beber
Barnabas.
"Dia di ruangan sendiri kan malah enak,
kamar mandi sendiri, tempat tidur sendiri. Kalau mau jenguk, memang ada jadwal.
Tapi kalau sekarang tergantung penyidik, kalau izin ya kita kasih. Kalau untuk
orangtua, pengacara dan keluarga kita izinkan," lanjut dia.
Jessica menjadi tersangka atas meninggalnya
Wayan Mirna Salihin. Mirna meninggal setelah menyeruput es kopi Vietnam di Kafe
Olivier di West Mall, Grand Indonesia, Jakarta Pusat. Dia kejang-kejang dan
meregang nyawa akibat kopi yang diduga mengandung racun sianida pada 6 Januari
2016.
Polisi lalu menetapkan Jessica sebagai tersangka dan
menahannya. Dia diancam dengan hukuman mati. Pengacaranya tengah merancang
strategi, sementara penyidik memperkuat barang bukti.
Sumber :
KEPERGOK
CURI MOTOR, PONAKAN BUNUH BIBI DENGAN 32 TUSUKAN
1 Februari 2016
− 15:02 WIB

KARAWANG - Peristiwa pembunuhan keji
kembali terjadi di Karawang. Kali ini menimpa Mariah (63) yang dibunuh
keponakan sendiri, Candra alias Okem, di rumahnya di Kampung Krajan 1 RT 6/02
Desa Lemahabang, Kecamatan Lemahabang.
Korban mengalami luka sebanyak 32 tusukan dan
meregang nyawa saat dilarikan ke rumah sakit. Usai membunuh pelaku langsung
melarikan diri dan masih diburu polisi.
Peristiwa pembunuhan itu terjadi ketika
pelaku berniat mencuri motor di rumah bibinya Senin (1/2/2016) pukul
03.00.
Pelaku masuk kerumah korban melalui jendela
ruang tamu. Pelaku berhasil masuk ke ruang tamu dan langsung menuju ke motor
Vario CBS yang diparkir di ruang tamu.
Namun belum sempat pelaku mendapatkan kunci,
tiba-tiba korban keluar dari kamar. Melihat pelaku sedang berusaha mencari
kunci korban langsung mengatakan "Kalau mau motor ambil saja kuncinya ada
diatas kulkas" kata korban.
Namun mendengar omongan korban pelaku malah
mengambil pisau dalam kantong celana dan langsung menyerang dan menusuk korban
berkali-kali.
Mendapat tusukan berkali-kali dari pelaku
korban berteriak sehingga ponakan korban, Sasa (15) yang sedang tidur dikamar
terbangun dan keluar menuju ruang tamu.
Melihat korban bersimbah darah, Sasa langsung
berteriak. Namun pelaku langsung mengejar dan mencoba menusuk Sasa yang
lari masuk ke kamar.
Pelaku menggedor pintu kamar dan mengancam
Sasa agar tidak menceritakan peristiwa pembunuhan ini. Pelaku sempat merusak
pintu yang sudah dikunci oleh Sasa, namun untungnya pintu masih kokoh hingga
pelaku langsung melarikan diri.
Meski dalam kondisi sekarat, korban masih
sempat mengambil handphone dan menelpon anaknya, Rini. Kepada anaknya korban
mengatakan "Mamah sudah tidak kuat" setelah itu korban langsung tak
sadarkan diri.
Rini yang mendapat telepon dari ibunya
langsung berlari ke rumahnya ibunya dan mendapati ibunya sudah terkapar
bersimbah darah.
Korban langsung dibawa anaknya ke RS Dewi
Sri. Namun luka yang dialami korban cukup parah sehingga harus di rujuk ke
RSUD, namun diperjalanan korban meninggal.
Sementara itu Kasat Reskrim Polres Karawang
AKP Doni Satria Wicaksono membenarkan peristiwa pembunuhan
tersebut.
Menurutnya pelaku sudah diketahui
identitasnya dan saat ini masih dalam pengejaran pihak kepolisian.
"Informasi yang kita peroleh pelaku ini merupakan keponakan dari korban. Kita sudah membentuk tim untuk memburu pelaku yang saat ini masih buron setelah melakukan pembunuhan," kata Doni.
"Informasi yang kita peroleh pelaku ini merupakan keponakan dari korban. Kita sudah membentuk tim untuk memburu pelaku yang saat ini masih buron setelah melakukan pembunuhan," kata Doni.
Menurut Doni pihaknya belum bisa memastikan
motif pelaku apakah betul karena alasan ingin mencuri motor atau ada dendam
lain.
"Kita akan pastikan motif pelaku
membunuh korbannya setelah kita tangkap pelakunya," pungkasnya.
Sumber :
INGKAR
JANJI, YAP SUN KOK TEWAS DIPARANG
1 Februari 2016
− 15:52 WIB

PINANG - Kasus pembunuhan yang menimpa Yap Sun
Kok (62) akhirnya terungkap. Pelaku pembunuhan diketahui mantan Ketua Rukun
Warga (RW) tempat korban tinggal yang bernama Japarudin (50).
Saat melakukan aksinya, Japarudin tidak
sendiri. Dia dibantu seorang rekannya yang kini buron dan dalam pengejaran
petugas. Kini, Japarudin telah mendekam di ruang penjara Mapolres
Tanjungpinang.
"Motif pelaku melakukan aksi pembunuhan terhadap korban berawal dari kasus tanah," kata Kapolda Kepri Brigjen Pol Sambudi Gusdian, kepada wartawan, Senin (1/2/2016).
Menurut pengakuan pelaku, korban menjanjikan akan mendapatkan tanah seluas 6.000 meter di pinggir jalan dari tanah milik korban yang telah diurus surat-suratnya oleh pelaku saat dia menjabat sebagai ketua RW.
"Motif pelaku melakukan aksi pembunuhan terhadap korban berawal dari kasus tanah," kata Kapolda Kepri Brigjen Pol Sambudi Gusdian, kepada wartawan, Senin (1/2/2016).
Menurut pengakuan pelaku, korban menjanjikan akan mendapatkan tanah seluas 6.000 meter di pinggir jalan dari tanah milik korban yang telah diurus surat-suratnya oleh pelaku saat dia menjabat sebagai ketua RW.
Namun, korban ingkar janji karena tanah yang
dijanjikan bukan di pinggir jalan melainkan berada diarea dalam. Pelaku
kemudian mengajak rekannya untuk menghabisi nyawa korban dengan
mengiming-imingi uang sejumlah Rp10 juta.
"Saat itulah, pada malam hari, kedua
pelaku mendatangi rumah korban. Usai mengetuk pintu, saat korban keluar rumah,
mantan RW itu langsung membunuh korban dengan parang. Usai membunuh, pelaku dan
rekannya membuang mayat korban," terang Sambudi.
Mayat korban dibuang di bawah Jembatan II Bintan. Jenazah korban ditemukan nelayan. Saat itu, pelaku sempat berkata kepada petugas, bahwa dia akan membantu polisi mencari pelaku pembunuhan.
"Pelaku ini sempat menyampaikan akan membantu pihak kepolisian, karena dia merupakan mantan RW yang belum lama diganti. Namun berdasarkan sidik jari dari oleh TKP, ciri-cirinya pelaku sama dengan mantan RW tersebut," ungkap Sambudi.
Mayat korban dibuang di bawah Jembatan II Bintan. Jenazah korban ditemukan nelayan. Saat itu, pelaku sempat berkata kepada petugas, bahwa dia akan membantu polisi mencari pelaku pembunuhan.
"Pelaku ini sempat menyampaikan akan membantu pihak kepolisian, karena dia merupakan mantan RW yang belum lama diganti. Namun berdasarkan sidik jari dari oleh TKP, ciri-cirinya pelaku sama dengan mantan RW tersebut," ungkap Sambudi.
Berdasarkan alat bukti dan fakta penyelidikan
yang dilakukan petugas, perbuatan pelaku merupakan tindak pidana pembunuhan
yang sudah direncanakan sejak jauh hari sebelum melakukan eksekusi.
"Berdasarkan alat bukti, parang itu
bukan pisau dapur. Namun parang yang sengaja dibeli. Mereka juga sudah siapkan
tikar plastik, dan mobil rental. Maka unsur pembunuhan berencana
terpenuhi," terangnya.
"Selain ingkar janji, dia juga menghina
saya. Bahkan bilang 'puk*mak' yang ucapannya membawa-bawa ibu saya. Padahal
saya sudah bantu urus surat-surat tanahnya," ujarnya.
Akhirnya, bersama rekannya berinisial M, dia mendatangi rumah korban dan mengjabisinya. Dia juga mengungkapkan usai melakukan pembunuhan, dia dan rekannya sempat kebingungan beberapa lama untuk membuang mayat korban.
Akhirnya, bersama rekannya berinisial M, dia mendatangi rumah korban dan mengjabisinya. Dia juga mengungkapkan usai melakukan pembunuhan, dia dan rekannya sempat kebingungan beberapa lama untuk membuang mayat korban.
Mobil Avanza yang direntalnya sempat membawa
mayat korban berkeliling-keliling beberapa jam untuk membuang mayat korban.
"Kami melakukannya hanya berdua. Sekitar
jam 19.30 WIB malam. Kami sempat membawanya ke daerah Kawal, namun ramai.
Akhirnya kembali ke jembatan dua di Sei Ladi dan membuangnya pada pukul 24.00
WIB," pungkasnya.
Sumber :
DIDUGA
KORBAN PEMBUNUHAN, MAYAT WANITA INI DITEMUKAN MEMBUSUK
25 Januari 2016
− 18:30 WIB

PADANG - Sesosok mayat wanita diduga korban
pembunuhan yang berusia 35 tahun ditemukan membusuk di jurang Panorama,
Kilometer 21, Kecamatan Lubuk Kalangan, Kota Padang, Sumatera Barat. Mayat yang
sudah membusuk itu saat ditemukan masih mengenakan baju kaos dan celana
jeans.
"Kita mendapat laporan dari masyarakat tadi pukul 13.30 WIB, bahwa ada mayat wanita sudah membusuk di Panorama," kata Kapolsek Lubuk Kilangan, Kompol Aswarman pada , Senin (25/1/2016).
Kemudian Polsek dan tim dokter forensik ke lokasi dan memeriksa mayat tersebut. Menurut Aswarman kondisi mayat tersebut sudah membusuk, tubuhnya sudah hancur.
"Mayat perempuan itu memakai baju kaos warna merah dan celana jeans warna biru, kepala dan tubuh sudah terpisah," ujarnya.
Di lokasi tersebut polisi tidak menemukan
identitas korban seperti dompet yang berisi KTP atau tanda pengenal
lainnya.
"Dari analisa dokter forensik mayat perempuan tersebut diduga sudah berada dilokasi 15 hari, selain itu kita menduga mayat perempuan itu adalah korban penganiayaan," katanya.
Untuk mengetahui kepastian penyebab tewasnya perempuan tersebut, Polsek Lubuk Kilangan menyerahkan jenasah tersebut ke Rumah Sakit Bhayangkara.
"Bagi keluarga yang hilang anggotanya segera melapor ke rumah sakit dan kepolisian," pungkasnya.
Sumber :
HAMIL USAI PISAH RANJANG, RUSNA BUNUH BAYI YANG
DILAHIRKAN
22 Januari 2016 − 17:11 WIB

POLMAN - Sesosok Janin atau bayi baru lahir
ditemukan warga dalam sebuah kantong plastik di Desa Daala Timur, Kecamatan
Bulo, Kabupaten Polewali Mandar (Polman).
Informasi yang dihimpun, bayi tersebut sengaja dibunuh oleh ibunya bernama Rusna untuk menutupi statusnya. Namun, ulah Rusna tercium warga.
Informasi yang dihimpun, bayi tersebut sengaja dibunuh oleh ibunya bernama Rusna untuk menutupi statusnya. Namun, ulah Rusna tercium warga.
Kasat Reskrim Polres Polman AKP Jeifson
Sitorus mengatakkan, peristiwa itu terjadi, Kamis 21 Januari 2016 malam. Warga
menemukan mayat dalam kantong plastik yang sudah terkubur.
Setelah ditemukan, sejumlah warga langsung curiga terhadap Rusna yang diduga hamil dan pisah ranjang dengan suaminya.
Setelah ditemukan, sejumlah warga langsung curiga terhadap Rusna yang diduga hamil dan pisah ranjang dengan suaminya.
Berawal dari itulah, mayat langsung
diserahkan ke rumah kepala dusun hingga akhirnya ketahui oleh pihak kepolisian.
Pihaknya pun langsung mendatangi lokasi
kejadian untuk melakukan olah TKP. Dari hasil penyelidikan sementara, ditemukan
informasi bahwa ada wanita yang baru melahirkan.
Dimana anak itu tidak dikehendaki lahir sehingga menjadi penyebab sang ibu rela menghilangkan nyawa anaknya sendiri.
Dimana anak itu tidak dikehendaki lahir sehingga menjadi penyebab sang ibu rela menghilangkan nyawa anaknya sendiri.
Meski demikian, pihaknya masih terus
mendalami siapa saja yang terlibat dalam kasus tersebut.
Polisi kini mengamankan empat orang yakni, kedua orang tua yang membunuh anaknya, ibu anak yang dibunuh dan satu lelaki yang diduga ayah dari bayi tersebut.
Polisi kini mengamankan empat orang yakni, kedua orang tua yang membunuh anaknya, ibu anak yang dibunuh dan satu lelaki yang diduga ayah dari bayi tersebut.
Adapun motif dan cara pembunuhan dilakukan,
pihaknya masih melakukan pendalaman. "Saat ini, mayat bayi sudah dibawa ke
RSUD untuk divisum," tandasnya.
Ia menambahkan, bahwa sejak hamil, ibu anak
tersebut memang berupaya untuk menyembunyikan kehamilannya dimata masyarakat
setempat.
Menanggapi kejadian tersebut, salah seorang
tokoh agama di Polman, Husain, mengaku sangat menyayangkan kejadian tersebut.
"Ini jelas perbuatan dosa, dan sangat
dilarang agama. Anak itu adalah titipan yang harus dijaga, bukannya di
tiadakan," sebutnya.
Sumber :
KRU
ORGEN TUNGGAL TEWAS DIGOROK BEGAL
21 Januari 2016
− 16:35 WIB

MUARADUA - Alius bin Riduan (24) warga Talang
Pagar, Desa Sumber Mulia, Kecamatan Buay Pematang Ribu Ranau Tengah, (BPRRT),
Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, ditemukan warga, tewas bersimbah
darah dengan kondisi leher nyaris putus. Korban merupakan Kru Orgen Tunggal
(OT) Aneka ini diduga tewas setelah menjadi korban begal sadis pada Rabu malam
20 Januari sekira pukul 20.45 WIB.
Pada hari nahas tersebut korban sedang
bekerja di pesta pernikahan warga di Kampung 2, Simpang Sender, Kecamatan Buay
Pematang Ribu Ranau Tengah.
Informasi dihimpun di lapangan korban
diketahui sempat meminjam sepeda motor milik rekannya hendak menukarkan rokok
ke warung tidak jauh dari lokasi.
Sepulang menukarkan rokok korban dicegat
komplotan begal sadis, diduga melawan, korban dihabisi kawanan diperkirakan
berjumlah tiga orang itu dengan cara dipukul menggunakan kayu, selanjutnya
digorok.
"Waktu dia (korban) pinjem motor,
mungkin sekitar pukul 20.45, karena Orgen disini baru mau mulai main,"
kata Agus saksi mata, Kamis (21/1/2016).
Menurut Agus, usai menukarkan rokok di warung
ada di sekitar lokasi kejadian, korban sempat terlihat melintas, dan membonceng
seseorang mengenakan baju warna putih.
"Waktu mau pulang, dia (korban) ini
terlihat membonceng orang, ciri-cirinya kurus, dan sekitar sepuluh menit,
korban ini belum juga nyampai, padahal kan tidak jauh," timpalnya.
Insiden berdarah tersebut diketahui warga
setelah warga melintas di lokasi mendengar terjadi insiden perkelahian.
"Begitu kami sana, korban ini
sudah tewas, dan motor yang dipinjamnya hilang, mungkin dibawa
pelaku," jelasnya.
Kapolsek Banding Agung, Iptu Ujang A Aziz
menyatakan belum dapat memastikan motif dan penyebab pembunuhan korban.
"Benar, saat ini kasus pembunuhan ini
telah ditangani kepolisian. Kami sudah menggelar Olah Tempat Kejadian Perkara
(TKP) sebagai bahan penyidikan lebih lanjut," ujarnya.
Kapolsek mengatakan, saat ini selain telah
memeriksa sejumlah saksi mata kejadian, pihaknya juga memeriksa seluruh kerabat
dan keluarga korban.
Sementara, guna penyidikan sejumlah barang
bukti (BB) berhasil diamankan dari lokasi kejadian, dua batang kayu, panjang
130 Centimeter, dan kunci sepeda motor serta uang Rp7.000 dari saku kiri
korban.
"Sepeda motor Yahama Vixion BG 2087 Q,
dompet, Handpone (HP) milik korban tidak ditemukan diduga dibawa kabur kawanan
pelaku diperkirakan tiga orang tersebut," tambahnya.
Kapolsek menambahkan, berdasarkan hasil visum
medis korban tewas karena mengalami luka lebam di bagian pelipis kanan, bibir
kanan atas dan luka sayat di bagian leher nyaris putus.
Sumber :
KAKEK
YANG BUNUH ISTRI SERAHKAN DIRI KE POLISI
19 Januari 2016
− 11:55 WIB

DENPASAR - Usai membantai Purwantini,
kakek bernama I Made Kanta (58) langsung menyerahkan diri ke Polsek Denpasar
Selatan, Denpasar, Selasa (19/1/2016).
Kapolsek Denpasar Selatan, Kompol Nanang
Prihasmoko menyatakan setelah membunuh istrinya dengan pisau pada pukul 05.00
Wita, tersangka langsung menyerahkan diri ke polisi.
Pembunuhan itu terjadi pada Selasa 19 Januari
2016 pukul 05.00 Wita di Jalan Sidakarya No. 169, Banjar Kangin ,
Denpasar Selatan, Denpasar.
"Pelaku ini pensiunan PLN, setelah
melakukan pembunuhan itu langsung ke Polsek. Sementara ini motif dari
pembunuhan itu karena cemburu, si suami curiga dengan istrinya punya pria
idaman lain," paparnya di Denpasar.
Dikatakan, korban mengalami luka-luka di
bagian dada, lengan, punggung dan kepala korban beberapa kali mengalami luka.
Korban mengalami luka 9 kali tusukan.
"Jenazah korban saat ini masih
dititipkan di Rumah Sakit Sanglah. Sejauh ini dikenakan pasal 338,"
pungkasnya.
Sumber :
DI BAWAH UMUR, 2 TERSANGKA PEMBUNUH SALIM KANCIL TAK
DITAHAN
29 Jan 2016 at 02:20 WIB
Liputan6.com, Surabaya - Penyidik Polda Jawa
Timur kembali menyerahkan 9 tersangka kasus dugaan pembunuhan dan pengeroyokan Salim
Kancil,
aktivis antitambang dan tambang ilegal Lumajang, ke Kejaksaan Negeri (Kejari)
Surabaya.
Para tersangka ini di antaranya Tomin bin
Arjo, Nurtalip alias Tilap, Jumanan bin Tinasum, Satuwi bin Simar, Tasrip bin
Juwali, Suparman bin Martahap, dan Tinarlap alias Lap.
"Sementara untuk 2 orang tersangka tidak diserahkan bersamaan dengan ke-7 orang lainnya, dikarenakan kedua tersangka ini masih dibawah umur dan tidak ditahan," ucap Kepala Kejari Surabaya, Didik Farkhan Alisyahdi kepada Liputan6.com di Surabaya, Kamis 28 Januari 2016.
Didik menjelaskan, persidangan kasus pembunuhan Salim Kancil digelar di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Karena itu, Kejari Surabaya mengoordinasikan pengamanan sidang kasus ini kepada Polda Jatim. Selain masalah keamanan, jumlah tersangka dalam kasus ini sebanyak 36 orang.
"Sementara untuk 2 orang tersangka tidak diserahkan bersamaan dengan ke-7 orang lainnya, dikarenakan kedua tersangka ini masih dibawah umur dan tidak ditahan," ucap Kepala Kejari Surabaya, Didik Farkhan Alisyahdi kepada Liputan6.com di Surabaya, Kamis 28 Januari 2016.
Didik menjelaskan, persidangan kasus pembunuhan Salim Kancil digelar di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya. Karena itu, Kejari Surabaya mengoordinasikan pengamanan sidang kasus ini kepada Polda Jatim. Selain masalah keamanan, jumlah tersangka dalam kasus ini sebanyak 36 orang.
"Karena sidangnya di PN Surabaya, kami
sudah berkoordinasi dengan Polda Jatim terkait pengamanan sidang kasus Salim
Kancil,"
imbuh Didik.
Saat disinggung perihal kebutuhan personel
pengamanan, Didik mengaku belum mengetahui berapa jumlah personel kepolisian
guna pengamanan sidang. Mengingat berkas kasus ini kemungkinan dilimpahkan
pekan depan di PN Surabaya, Didik mengaku secepatnya akan menanyakan berapa
personel yang diturunkan.
"Sampai saat ini kami belum menerima
pemberitahuan dari kepolisian, terkait berapa personel yang akan turun,"
Didik menandaskan.
Dihubungi secara terpisah, juru bicara Polda
Jatim Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono mengungkapkan, pengamanan sidang Salim
Kancil akan dilakukan Polda Jatim dan Polres Lumajang. Namun, Argo enggan
berspekulasi perihal berapa polisi yang akan menjaga jalannya sidang kasus ini.
"Jumlah personel pengamanan sesuai
kebutuhan. Nantinya intelijen yang akan mengkaji hal ini," ujar Argo.
Terkait kemungkinan adanya massa yang pro dan
kontra terhadap persidangan kasus tersebut, pria asli Yogyakarta ini mengaku
belum menerima informasi kemungkinan adanya pengerahan massa. Hanya saja, Argo
menegaskan personel akan disiagakan terlebih dahulu di PN Surabaya.
"Kami belum dapat info terkait hal itu
(pengerahan massa), tutup Argo.
Ada 36 Tersangka
Sebelumnya, Kejari Surabaya telah menerima
tahap II pelimpahan kasus pembunuhan Salim Kancil, yakni 27 tersangka berikut
barang bukti.
Selanjutnya pada Kamis 28 Januari 2016,
kejaksaan kembali menerima 9 tersangka, sisa dari keseluruhan tersangka yang
berjumlah 36 orang.
Dengan diserahkannya 9 tersangka tersebut,
total 36 tersangka yang sudah diserahkan penyidik Polda Jatim ke Jaksa Penuntut
Umum (JPU) Kejari Surabaya. Mereka dijerat dengan pasal pidana berlapis, yakni
pembunuhan, pengeroyokan, pertambangan ilegal, dan pencucian uang.
Sumber :
SELAIN KOPI MIRNA, INI 6 KASUS PEMBUNUHAN YANG MASIH
MISTERIUS
21
Jan 2016 at 19:40 WIB
Citizen6 Jakarta Misteri
kematian Mirna Salihin masih belum terungkap meski polisi makin intensif
memeriksa sejumlah saksi. Bahkan Jessika Kumala Wongso, teman minum kopi Mirna
sudah diperiksa sebagai saksi hingga lima kali. Termasuk pemeriksaan pada Rabu
malam, yang berlangsung sekitar 7 jam.
Kasus kematian Mirna usai
menyeruput kopi yang mengandung sianida menghebohkan publik. Kasus ini sangat
menyita perhatian masyarakat, siapa dan apa motif pembunuhan perempuan cantik
yang baru saja menikah itu?
Berdasarkan penelusuran Citizen6,
tidak hanya kasus Mirna yang alot diungkap dan menyisakan teka-teki.
Sedikitnya, ada 6 kasus pembunuhan lainnya, yang sampai sekarang masih menjadi
misteri. Berikut ulasannya.
1. Akseyna UI
Medio 2015, tepatnya 26
Maret warga digegerkan dengan penemuan mayat pemuda yang mengambang di Danau
UI. Setelah beberapa hari, diketahui pemuda itu bernama Akseyna Ahad Dori,
Mahasiswa Departemen Biologi UI angkatan 2013.
Awal penyeledikan, Akseyna
sempat dianggap bunuh diri, namun berdasarkan penyeledikan lebih lanjut,
Akseyna ditetapkan sebagai korban pembunuhan. Akseyna mati lantaran dibunuh
dengan cara ditenggelamkan. Namun hingga kini kasus Ace masih misterius.
Sumber
:
ANGGOTA
ISIS BUNUH SANG IBU DI DEPAN UMUM
09 Jan 2016 at 18:23 WIB
Liputan6.com, Raqqa - Seorang
anggota ISIS dilaporkan
membunuh ibu kandungnya. Kejaidan ini mengundang kecaman di dunia maya.
Pemberontak ISIS yang
membunuh ibunya itu bernama Ali Saqr. Pria 20 tahun tersebut menembak Lena
al-Qasem usai mendengar rencana sang ibu untu keluar dari ISIS.
Penembakan itu terjadi di
Kota Raqqa. Parahnya lagi, Ali menembak ibunya hingga tewas di depan ribuan
orang.
Sebelum dibunuh, Lena sudah
ditangkap sejumlah pemberontak ISIS. Hal ini terkait rencananya untuk kabur dan
menghasut anaknya untuk ikut keluar dari ISIS.
ISIS diketahui menerapkan
hukuman mati bagi beberapa kasus. Termasuk homoseksual, memperlihatkan bagian
vital, perzinahan dan berinteraksi dengan hewan. Demikian dilansir dari News.com.au
Selain kasus-kasus
tersebut, kelompok ISIS kerap mengeksekusi mati musuhnya jika tertangkap di
wilayahnya.
Menurut laporan beberapa
kelompok internasional, sejak perang sipil pecah di Suriah pada Maret 2011
lalu, sudah 260 ribu korban tewas.
Sementara, kejadian anak
membunuh ibu kandung bukan pertama kali terjadi ya ng dilakukan anggota ISIS.
Pada tahun lalu seorang ayah dari Lebanon dibunuh anaknya setelah masuk ke
markas ISIS dan meminta sang anak untuk kembali pulang kerumahnya.
Sumber
:
http://news.liputan6.com/read/2408011/anggota-isis-bunuh-sang-ibu-di-depan-umum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar